Banjarmasin, Sun FM Radio – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di beberapa wilayah di Indonesia sedang mengalami kenaikan. Berdasarkan data Kemenkes RI, pada Februari 2024 angka kesakitan atau incidence rate (IR) DBD menunjukkan kenaikan dengan total 10.665 (IR DBD 3,81/100.000) dengan angka kematian 89 kasus (CFR = 084). A
Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya kasus DBD tersebut.
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pengurus PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Soroy Lardo, mengatakan terdapat dua faktor yang bisa menyebabkan kasus DBD meningkat, yakni faktor hulu dan hilir.
BACA JUGA: 1.989 Formasi PPPK Guru di Kalsel Dibuka Pada CPNS Mendatang
"Bagaimana kita melihat parameter prediksi itu dari dua hal, yaitu aspek hulu mencakup hidup sehat dan lingkungan. Serta aspek hilir mencakup perjalanan klinis," ungkap Soroy dalam acara Media Briefing PB IDI yang digelar secara daring, Selasa (27/2).
Aspek hulu, kata dia, meliputi perubahan cuaca, perilaku hidup sehat, dan kesehatan lingkungan. Faktor penyebab DBD dari aspek ini juga dipengaruhi oleh berbagai perubahan kebijakan dan Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Termasuk SOP yang dipersiapkan dalam mengantisipasi terjadinya suatu kejadian luar biasa berdasarkan pendekatan early warning," jelasnya.
Sementara itu, aspek hilir mencakup perjalanan klinis yang berkaitan dengan keadaan dan sistem daya tahan tubuh atau imunitas.
Kata dia, orang dengan daya tahan tubuh rendah cenderung mudah sakit. Hal ini juga yang memengaruhi tingkat penularan virus dengue.
Setelah mengetahui faktor penyebab kasus DBD meningkat, Soroy pun menyarankan masyarakat untuk selalu konsumsi makanan yang bergizi dan menjaga daya tahan tubuh tetap sehat.