Banjarmasin, Sun FM Radio – Kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Kabupaten masih tinggi di pekan terakhir Januari 2024.
Tercatat 99 kasus dan 413 terinfeksi DBD yang tersebar di 13 wilayah kerja.
Disampaikan Kabid Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tapin, Puji, hingga pekan ke-4 ini juga telah terdapat tiga orang meninggal dunia akibat DBD.
BACA JUGA: Banjarmasin Menjadi Kota Toleransi di Indonesia
"Ketiganya masing-masing dari Kecamatan Bakarangan, Binuang dan Margasari," ujar Puji.
Adapun rentang usia yang paling dominan diserang nyamuk Aides aegypti ini adalah anak-anak.
Lebih lanjutnya, Puji pun mengatakan penyebab kematian warga yang terserang DBD dikarenakan mungkin sudah syok, hingga keterlambatan membawa ke fasilitas kesehatan.
Menurutnya, mereka yang terserang DBD gejalanya seperti pelana kuda yang bisa meningkat tinggi drastis dan dua tiga hari kemudian menurun.
"Nah saat turun ini kadang dikira sudah sembuh, sehingga buru-buru meninggalkan perawatan. Padahal belum bisa dianggap sembuh total," ucapnya.
Puji pun menambahkan, pihaknya terus melakukan upaya penanganan dengan sosialisasi berbagai media secara masif, termasuk bersama lintas sektor di kecamatan dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Untuk mengantisipasi dan menanggulangi kasus DBD, pihaknya juga selalu mengingatkan pentingnya 3M. Adapun 3M tersebut adalah Y menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat bersarang nyamuk Aedes Aegypti.