Banjarmasin, Sun FM Radio – Christopher Nolan akan tetap membuat film dengan skala besar meski ia menyukai film-film dengan bujet yang lebih minim.
Dalam perbincangan dengan Time yang juga diberitakan Variety pada Selasa (30/1), Nolan merasa dirinya perlu untuk membuat film berskala besar karena memiliki sumber dayanya.
BACA JUGA: Film Thailand Pee Mak Akan Diremake Versi Indonesia
"Saya tertarik mengerjakan skala besar karena saya tahu betapa rapuhnya kesempatan memanfaatkan sumber daya tersebut," kata Nolan.
"Saya tahu ada begitu banyak sineas di dunia yang bersedia bekerja keras demi membuat sumber daya yang saya kumpulkan, dan saya merasa bertanggung jawab untuk menggunakannya dalam cara yang paling produktif dan menarik," lanjutnya.
Salah satu cara Nolan memanfaatkan sumber daya tersebut adalah dengan membuat film Oppenheimer. Film itu memiliki dana produksi hingga US$100 juta.
Namun jumlah itu masih lebih kecil dibandingkan Tenet (2020) yang mencapai US$200 juta, ataupun film The Dark Knight Rises (2012) sebesar US$250 juta.
Kisah Nolan untuk berusaha memanfaatkan sumber daya yang ia punya untuk menghasilkan film menarik sebelumnya juga pernah disinggung oleh desainer produksi Oppenheimer, Ruth De Jong.
Kepada Variety pada Agustus 2023, De Jong menyebutkan Nolan rela memotong durasi syuting dari 85 hari menjadi sekitar 60 hari demi anggaran yang dialokasikan untuk produksi dan lokasi syuting.
Dengan anggaran syuting yang dialokasikan untuk produksi, De Jong dapat memperoleh dana yang dibutuhkan untuk membangun Los Alamos dari awal di New Mexico.
Oppenheimer pun kemudian sukses mendominasi nominasi Academy Awards ke-96 atau Piala Oscar 2024 yang diumumkan pada Selasa (23/1) malam waktu Indonesia. Film itu berhasil mendapatkan 13 nominasi.
Selain itu, Christopher Nolan akhirnya memenangkan piala sutradara terbaik Golden Globe Awards, juga berkat Oppenheimer. Kemenangan ini adalah yang pertama kalinya bagi Nolan setelah mendapatkan enam kali nominasi Golden Globe Awards.