Sungai Barito Diduga Tercemar Debu Batu Bara

Sungai Barito Diduga Tercemar Debu Batu Bara

Banjarmasin, Sun FM Radio – Terjadi pencemaran di Sungai Barito di perairan Kabupaten Barito Kuala (Batola). Pencemaran tersebut diduga akibat debu batu bara yang berasal dari kapal tongkang hingga aktivitas stockfile batu bara di kawasan tersebut.

 

Adanya pencemaran ini membuat Komisi III DPRD Kalses turut prihatin terhadap kondisi tersebut. Hal ini dikarenakan Sungai Barito mempunyai peran yang cukup penting di Batola yaitu sebagai bahan baku air minum bagi warga Marabahan.

 

Menyikapi serius persoalan ini, Komisi III DPRD Kalsel telah meminta penjelasan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel, dan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalsel, Rabu (20/9) pekan lalu. Dalam rapat itu terungkap, DLH Kalsel menyebut dari hasil pantauan kualitas air Sungai Barito yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama DLH Batola, memang terjadi pencemaran.

 

Lebih lanjutnya, kualitas air di kawasan perairan Barito itu selalu dipantau dua kali dalam setahun. Lokasinya sebanyak 28 titik yang tersebar di perairan itu.

 

Kepala DLH Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana memaparkan dari hasil analisis air yang dilaksanakan pada Mei 2023 lalu, status mutu air Sungai Barito sebagian besar dalam katagori cemar ringan. Namun, di lokasi lain mengalami cemar sedang. 

 

Pencemaran tersebut ditemukan di dua titik lokasi di Desa Tabukan, Kecamatan Tabukan, dan Desa Jambu, Kecamatan Kuripan. Berdasarkan parameter TSS (total suspended solid) yang mengendap di dasar sungai, ditemukan melebihi baku mutu di Desa Tabunganen Muara, Kecamatan Tabung Anen sebagai titik hilir bertemu laut.

 

Untuk menimalisir pencemaran tersebut, pihak Komisi III DPRD Kalsel akan memangil pihak Dishub serta perusahaan batu bara yang terlibat untuk membahas lebih lanjut permasalahan ini.