Pemberian biskuit ke anak stunting

Jokowi Ingatkan Kementerian, Biskuit Bukan Satu-Satunya Pencegah Stunting

Banjarmasin, SUN FM Radio – Jokowi sebut Kementerian terus-terusan berI bantuan biskuit nih, Sun People!

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar kementerian/lembaga tak selalu memberikan bantuan biskuit kepada anak dalam program pengentasan stunting di Indonesia. Menurut Jokowi, kebutuhan gizi anak-anak tak selalu bisa dipenuhi melalui biskuit.

"Saya lihat di lapangan dari kementerian/lembaga masih memberikan biskuit pada anak, cari mudahnya saya tahu, lelangnya gampang. Kalau telur, ikan, kan gampang busuk, gampang rusak, cari mudahnya aja. Jangan dilakukan lagi," terang Jokowi saat membuka Rakernas BKKBN di Jakarta Timur, pada Rabu, 25 Januari 2023, waktu setempat.

Menurut Jokowi, jika kebutuhan gizi bayi dan anak-anak harus dipenuhi melaui ikan dan telur, maka kedua komoditas itu yang harus diberikan, bukan melalui biskuit. Jokowi  sekaligus mengingatkan agar kementrian/lembaga yang berkaitan tidak hanya mencari solusi gampangnya saja.

Bersamaan dengan peringatan Hari Gizi Nasional setiap 25 Januari, Sun People, Jokowi juga ingin targetkan kasus stunting di Indonesia turun menjadi 14 Persen di 2024, nih.

Presiden Jokowi gembira tingkat stunting di Indonesia turun hingga 15,4 persen sejak dirinya menjabat sebagai Presiden pada tahun 2014. Menurut Jokowi, stunting atau mal nutrisi pada anak merupakan persoalan serius di bangsa ini.

Semangat, kamu dan kita semua, bersama terlibat dalam meneken angka stunting di Indonesia, Sun People!

(sumber: tempo.co.id)

bijak dalam menggunakan media sosial

Dikenal Kurang Santun Bermedsos, Warganet Diajak Lebih Bijak Jelang Pemilu 2024

Banjarmasin, SUN FM Radio – Kadang warganet kalau sudah ngasih opini agak kelewat banyak ya, Sun People…

TKementerian Komunikasi dan Informatika mengimbau agar warganet Indonesia menjaga etika dan bijak dalam bermedia sosial, terutama menjelang tahun politik 2024.

Momen ini disinyalir bisa memunculkan ujaran kebencian, hoaks, hingga disinformasi terkait politik yang bisa memanaskan suhu media sosial.

Dilansir dari sumber, suara.com, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong juga mengimbau para pengguna media sosial agar beretika dalam pemilihan kata, diksi, dan lainnya.

"Dalam hal ini kita tahu warganet Indonesia terkadang termasuk kurang santun dalam bermedia sosial. Dalam konteks politik tentu kami mengedukasi pula bahwa ada etika politik yang harus dicermati dalam penggunaan media sosial," lanjutnya, Sun People.  

Selain beretika, Kemenkominfo juga mengajak warganet untuk mengedepankan nilai-nilai budaya, ideologi Pancasila, bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kearifan lokal, serta nilai-nilai agama dalam berinteraksi di dunia maya.

Menurut Usman, selama ini Kemenkominfo berkomitmen untuk menjaga ruang digital publik, terlebih dalam kaitannya dengan tahun politik Pemilu 2024. Mekanisme yang disiapkan adalah menjaga ruang digital dari sisi hulu, tengah, dan hilir.

Mekanisme sisi ini, lanjutnya, bisa dimanfaatkan khalayak bila menemukan dugaan pornografi, disinformasi, hoaks, atau pun ujaran kebencian melalui laman aduankonten.id

(sumber: suara.com)

LSI terhadap pembatasan PPKM Covid 19

LSI Sebut 53 Persen Responden Tak Tahu PPKM Telah Dicabut

Banjarmasin, SUN FM Radio – Kok bisa ya, Sun People. Sudah hampir sebulan lho!

Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia tidak mengetahui bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 telah dicabut.

Dilansir dari Kompas, hal tersebut diketahui dari hasil survei nasional yang dilakukan pada 7-11 Januari 2023 kepada 1.221 responden melalui metode random digit dialing (RDD). Dari survei tersebut, sebanyak 53 persen masyarakat tidak tahu PPKM telah dicabut.

"Rupanya masih belum mayoritas yang tahu, baru 47 persen masyarakat yang tahu sudah dicabut," ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam pemaparan hasil survei, Minggu (22/1/2023), waktu setempat.

Djayadi mengungkapkan bahwa dari 47 persen masyarakat yang tahu PPKM dicabut, mayoritas menyetujui adanya kebijakan tersebut. Sebanyak 20,8 persen setuju, 66,3 persen sangat setuju, 6,2 persen tidak setuju, 0,7 persen sangat tidak setuju dan 6,0 persen tidak tahu atau tidak jawab.

Adapun margin of error dalam survei ini diperkirakan ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.

Disamping itu, sebelumnya juga sudah diberitakan, dimana Presiden Joko Widodo didampingi Mendagri Tito Karnavian dan Menkes Budi Gunadi Sadikin resmi mengumumkan pencabutan PPKM di Istana Negara pada Jumat 30 Desember 2022.

Pengumuman Jokowi tersebut sekaligus mencabut Instruksi Mendagri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022 terkait pelaksanaan PPKM, dan diganti dengan Instruksi Mendagri Nomor 53 Tahun 2022.

(sumber: kompas.com)

 
Kominfo dapat take down konten Ria Ricis

Konten Ria Ricis Ajak Bayi Naik Jetski Bisa Di-takedown Kominfo?

Banjarmasin, SUN FM Radio – Netizen bahkan Kominfo lagi ramai nanggepin konten dari Influencer Ria Ricis nih, Sun People.

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Ria Ricis sih, kamu pasti juga sudah gak asing kan.

Sebelumnya, Ria Ricis, yang juga memiliki akun instagram dengan pengikut lebih dari 32 juta mengunggah video momen bermain jetski dengan pasangan dan anaknya. Konten tersebut dinilai netizen membahayakan keselamatan anak.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) masih mendalami konten influencer, Ria Ricis yang viral di media sosial karena mengajak bayinya naik jetski tanpa pelampung. Konten tersebut berpeluang di-takedown jika masuk kategori negatif.

"Kalau memang nanti ternyata masuk konten negatif ini bisa kita mintakan takedown ke platform-nya," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Usman Kansong pada keterangannya yang dilansir dari cnnindonesia.

Usman mengatakan Kemenkominfo "masih melihat apakah kasus tadi termasuk dalam konten-konten negatif". Menurut Usman ada beberapa hal yang masuk ke dalam kategori konten negatif seperti pornografi, perjudian, radikalisme, hoaks, terorisme, prostitusi dan kekerasan terhadap anak.

Gimana tanggapan kamu, Sun People?

(sumber: cnnindonesia.com)

Elon Musk rilis Fitur Baru Twitter, Kicauan Punya Jumlah Pemirsa

Elon Musk rilis Fitur Baru Twitter, Kicauan Punya Jumlah Pemirsa

 

 

Banjarmasin, SUN FM Radio - Twitter merilis fitur informasi jumlah yang melihat kicauan kita yang bisa digunakan di iOS maupun Android. 

Fitur ini memungkinkan pengguna melihat berapa kali orang melihat tweet pengguna, meskipun ada beberapa pengecualian. Fitur ini menambah tampilan perhitungan di aplikasi selain komentar, retweet, dan suka. 

Dalam blog resminya, Twitter mengatakan tidak setiap tweet memiliki jumlah warganet yang melihat. Tweet komunitas, tweet circle Twitter, dan tweet "lama" tidak dihitung pembacanya. 

Ketika fitur tersebut pertama kali diluncurkan pada Rabu malam, fitur ini jauh lebh terbatas. 

Perusahaan juga menjelaskan pemantauan tweet dari web dan ponsel akan dihitung sebagai dua tampilan terpisah. 

Sebelumnya, pengguna hanya bisa melihat aktivitas lewat analitik untuk akun dan melihat berapa banyak "tayangan" yang diperoleh tweet Anda.

Ketika Musk mengumumkan fitur tersebut pada tanggal 1 Desember, dia menyiratkan mencoba membuat postingan teks dan gambar platform tersebut seperti postingan video, yang sudah memiliki jumlah penayangan.

Dia juga mengatakan bahwa itu dimaksudkan untuk menunjukkan seberapa "hidup" platform itu.

Selain itu Musk menilai fitur itu bertujuan untuk menambahkan lebih banyak informasi yang terlihat secara publik ke jejaring sosial sebenarnya, bertentangan dengan apa yang telah dilakukan perusahaan lain baru-baru ini.