stiker wa

WhatsApp Siapkan Fitur Baru, Pilih Stiker WA Bakal Lebih Cepat

Banjarmasin, Sun FM Radio – makin banjir nih Stiker di WhatsApp ya Sun People!

WhatsApp sedang mengembangkan fitur baru yang bakal mempermudah pengguna memilih stiker lucu nan menarik.

Fitur itu adalah rekomendasi stiker yang muncul ketika pengguna memasukkan emoji ke kolom chat, sebelum chat dikirim.

BACA JUGA: Piala AFF U19 Wanita 2023: Indonesia ke Semifinal, Ingin Lawan Malaysia

Sejauh ini, pengguna harus membuka galeri stiker jika ingin mengirim stiker di dalam chat. Terkadang proses ini membutuhkan waktu lama, dibanding memilih emoji.

Selain itu, stiker juga harus diunduh terlebih dahulu oleh pengguna, berbeda dengan emoji yang siap pakai dalam aplikasi. Belum lagi berbagai variasi stiker semakin membuat proses pencarian stiker yang sesuai jadi lebih lama lagi.

Nah, dengan fitur rekomendasi, praktik pemilihan dan pemakaian stiker WhatsApp bakal jadi lebih mudah. Jadi, ketika pengguna memasukkan emoji tertawa misalnya, WhatsApp akan memberikan rekomendasi stiker tertawa.

(Kompas.com)

 
threads

Threads Instagram, Dulu Aplikasi Pesan Instan Sekarang Jadi Mirip Twitter

Banjarmasin, Sun FM Radio – Siapa yang sudah download Threads Sun People?

Meta (perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram) resmi meluncurkan aplikasi media sosial barunya, Threads, pada Kamis (6/7/2023). Aplikasi ini digadang-gadang menjadi pengganti Twitter karena sama-sama merupakan platform microblogging berbasis teks.

Melalui aplikasi Threads Instagram, pengguna bisa membagikan postingan hingga 500 karakter, dilengkapi dengan tautan, foto, atau video berdurasi 5 lima menit. Nah, sebelum kelahiran Threads Instagram yang sekarang, Meta sebenarnya pernah membuat aplikasi dengan nama yang sama pada 2019 lalu.

BACA JUGA: 27 Atlet Resmi Diangkat Jadi PNS, Menpora RI Beri Wejangan Ini kepada Jonatan Christie Dkk

Threads yang dirilis pada 2019 merupakan aplikasi Instagram yang berdiri sendiri (standalone). Threads versi lawas ini merupakan aplikasi pesan instan berbasis foto dan video yang mirip Snapchat.

Disebut begitu karena aplikasi ini mengutamakan komponen foto dan video, yang dirancang untuk digunakan oleh teman dekat. Dengan Threads lawas, pengguna bisa membagikan informasi yang lebih intim seperti lokasi real-time, kecepatan, hingga status baterai. Karena dapat membagikan konten yang lebih rinci, pengguna Threads hanya bisa membagikan informasi tersebut kepada kawan-kawan terdekat yang ada pada daftar "Close Friends", yang didaftarkan pengguna di Instagram Stories.

Seperti Instagram, Threads lawas ini juga memiliki fitur Direct Message. Akan tetapi, hanya teman terdekat saja yang mampu mengirim pesan ke pengguna. Hingga pada tahun 2020, Threads mendapat sejumlah penambahan fitur yang memungkinkan pengguna untuk membagikan pesan ke semua orang, bukan hanya teman dekat.

Namun, aplikasi yang diluncurkan di platform Google Play Store dan App Store ini resmi ditutup pada akhir 2021. Penutupan ini dilatarbelakangi oleh kehadiran fitur terbaru yang ditambahkan pada aplikasi yang berada di bawah naungan Meta.

(Kompas.com)

 
twitter elon musk

Arti Istilah “Touch Some Grass” yang Ramai di Twitter Belakangan Ini

Banjarmasin, Sun FM Radio -  Kontroversi Ellon Musk batasi Twitter membuat istilah baru muncul Sun People!

Beberapa hari terakhir ini, ramai di Twitter pengguna yang memakai istilah “Touch Some Grass”, “Go Touch Some Grass”, atau “Touch Grass”. Keramaian tersebut muncul bermula dari salah satu twit Elon Musk. Pada Minggu kemarin (2/7/2023), bos Twitter sekaligus pemimpin Tesla itu melalui akun pribadinya dengan handle @elonmusk mengumumkan kebijakan yang membuat heboh pengguna, yaitu pembatasan jumlah twit yang bisa dibaca per hari.

BACA JUGA: Asiana Soccer School dan Cerezo Osaka Teken Kerja Sama, Misi Bawa Pemain Indonesia ke J-League

Elon Musk mengatakan kebijakan pembatasan jumlah twit yang bisa dibaca per hari itu ditujukan untuk menanggulangi masalah pengerukan data dan manipulasi sistem secara ekstrem di platform. Selain itu, Musk juga melontarkan cuitan alasannya menetapkan kebijakan pembatasan baca twit tersebut adalah untuk membantu pengguna keluar dari kecanduan Twitter. “Alasan saya menetapkan “View Limit” (pembatasan jumlah baca twit per hari) adalah karena kita semua merupakan pecandu Twitter dan perlu keluar (dari kecanduan Twitter), kata Musk dalam cuitannya.

Pada twit tersebut, pengguna memakai istilah Touch Some Grass untuk membalas twit dari Elon Musk yang mengatakan kebijakan pembatasan jumlah baca twit ditetapkan untuk membantu pengguna keluar dari kecanduan Twitter.

(Kompas.com)

 
kapal selam titanic

Astaga, Sistem Kelistrikan Kapal Selam Titanic Digarap Mahasiswa Magang

Banjarmasin, Sun FM Radio- Kabar mengejutkan Sun People!

Sejak kapal selam Titan dinyatakan meledak yang menewaskan seluruh penumpangnya saat mengunjungi bangkai Titanic, fakta-fakta tak terduga bermunculan. Paling baru terungkap sistem kelistrikan kapal digarap mahasiswa magang.

BACA JUGA: Gibran Masih Menunggu Kabar Erick Terkait Penggunaan Stadion Manahan Solo

Hal tertuang dalam laporan yang diterbitkan The New Yorker. Disebutkan kalau sistem kelistrikan kapal selam wisata Titanic kepunyaan OceanGate dikembangkan oleh seorang mahasiswa di Washington State University (WSU).

The New Yorker mendapatkan fakta tersebut dari artikel WSU Insider, surat kabar kampus di Washington State University, yang diterbitkan pada 2018. Seorang mahasiswa yang sempat magang di OceanGate berseloroh dia dan sejumlah teman kampusnya dibawa bekerja menggarap komponen penting kapal agar dapat bertahan saat menyelam di laut dalam. adalah perasaan yang luar biasa!"

Keputusan untuk menempatkan tugas yang begitu krusial di tangan yang dinilai belum begitu berpengalaman menuai kritikan. Apa lagi CEO OceanGate Stockton Rush ternyata sering mengabaikan pentingnya faktor keamanan kapal. Bahkan Rush sering mengatakan faktor keamanan tidaklah penting. Malah itu dianggapnya sebagai pemborosan.

(detik.com)

 
harvard

Harvard Pakai Chatbot AI untuk "Mengajar" Mahasiswa

Banjarmasin, Sun FM Radio – kira-kira Pendidikan Indonesia akan menyusul ga yahh??

Universitas Harvard di Amerika Serikat (AS) mulai mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengajar para mahasiswa di sana. Memasuki musim gugur, tepatnya September—Desember mendatang, para pelajar yang mendaftarkan diri ke mata kuliah Ilmu Komputer “Introduction to Computer Science (kode mata kuliah CS50)” bakal belajar menggunakan chatbot berbasis AI. Namun, chatbot berbasis AI yang digunakan bukanlah ChatGPT atau AI lainnya. 

BACA JUGA: Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-17, Jokowi: Ini Kepercayaan Internasional

Harvard mengembangkan model bahasa AI sendiri untuk "mengajar" di kampus ini.  Keberadaan chatbot AI ini akan membantu mahasiswa melakukan debug code (mencari dan memperbaiki kesalahan di tiap kode perangkat lunak), memberikan feedback dari kode yang dibuat, hingga menjawab pertanyaan dari mahasiswa tentang kesalahan pengkodean.

Salah satu contoh pertanyaan yang diajukan akan berkutat soal kesalahan apa saja yang ditemukan dari kode yang dibuat atau mana saja baris kode yang tidak dapat dikenali oleh sistem. Menurut David J. Malan, salah satu profesor yang mengajar di kelas CS50 tersebut, keberadaan chabot AI ini dianggap membantu proses pembelajaran mahasiswa di kelas. Mahasiswa juga dapat mengakses alat tersebut selama 24 jam setiap harinya.

(Kompas.com)